Pengaruh Air Laut Pada Proses Curing dan Treatment Terhadap Kekuatan Beton
DOI:
https://doi.org/10.23960/jrsdd.v11i3.3620Abstract Views: 130 File Views: 126 File Views: 0
Abstract
Pembangunan infrastruktur di wilayah pesisir memerlukan penggunaan bahan konstruksi yang dapat bertahan dalam kondisi terpapar air laut. Namun, air laut memiliki pengaruh yang cukup besar pada kekuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak air laut dan lingkungan pesisir terhadap kekuatan beton serta tingkat karbonasinya. Sampel beton berbentuk kubus dengan dimensi 15x15x15 cm disubjekkan pada perawatan dengan air tawar dan air laut selama periode 7, 14, 28, dan 56 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton yang diperlakukan dengan air laut memiliki kekuatan tekan yang lebih rendah dibandingkan dengan beton yang diperlakukan dengan air tawar, dengan nilai kekuatan tekan berturut-turut adalah 273,53 kg/cm2 , 302,23 kg/cm2 , 331,21 kg/cm2 , dan 316,01 kg/cm2 . Selain itu, beton yang terpapar lingkungan pesisir juga mengalami penurunan nilai kekuatan tekan pada usia 28 dan 56 hari untuk setiap sampel. Nilai kekuatan tekan pada sampel BAZ adalah 426,63 kg/cm2 ; pada sampel BTZ adalah 384,09 kg/cm2 pada usia 28 hari dan 361,05 kg/cm2 pada usia 56 hari; sementara pada sampel BSZ adalah 351,6 kg/cm2 pada usia 28 hari dan 342,2 kg/cm2 pada usia 56 hari. Hasil uji karbonasi pada usia 28 dan 56 hari menunjukkan bahwa sampel BUR dan BAZ tidak mengalami karbonasi dengan kedalaman 0 mm, sementara sampel BTZ mengalami karbonasi dengan kedalaman 4,4 mm pada usia 28 hari dan 6,4 mm pada usia 56 hari. Sampel BSZ memiliki tingkat karbonasi yang lebih dalam, yaitu 7,4 mm pada usia 28 hari dan 11 mm pada usia 56 hari. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin dalam tingkat karbonasi, semakin menurun kekuatan beton.Downloads
References
Akinkurolere, O. O., Jiang, C. & Shobola, O. M. (2007). The Influence of Salt Water on
the Compressive Strength of Concrete. Journal of Engineering and Applied Sciences, 2(2), 412-415, https://medwelljournals.com/abstract/? doi=jeasci.2007.412.415
Bary, B. (2004). Coupled moisture—carbon dioxide–calcium transfer model for carbonation of concrete, Cement and Concrete Research 34, pp 1859–1872. https://doi.org/10.1016/j.cemconres.2004.01.025
Bui, H., Delattre, F., & Levacher, D. (2023). Experimental Methods to Evaluate the Carbonation Degree in Concrete—State of the Art Review. In Applied Sciences (Switzerland) (Vol. 13, Issue 4). MDPI. https://doi.org/10.3390/app13042533
Khirunnisa, S., Rifqi, M. G., & Amin, M. S. (2019). Kajian Kuat Tekan Beton di Lingkungan Laut Tropis Banyuwangi. Potensi: Jurnal Sipil Politeknik, 21(2), 47- 53. https://doi.org/10.35313/potensi.v21i2.1583
Mehta, P. K. (1980). Performance of Concrete in Marine Environment. ACI. Pub. SP.
Neville, A.M. & Brooks, J.J. (1987). Concrete Technology. Longman Scientific &Technical. Longman Group UK Limited.
SNI 7833. (2012). Tata Cara Perancangan beton Pracetak dan Beton Prategang untuk Bangunan Gedung.
Uthaman, S. (2018). Enhancement of strength and durability of fly ash concrete in seawater environments: Synergistic effect of nanoparticles. Construction and Building Materials. Elsevier Ltd, 187, 448–459 pp. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2018.07.214.
Wibowo, W. (2013). Pengaruh Air Laut Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu K-175. https://www.semanticscholar.org/paper/Pengaruh Air Laut Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Wibowo.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
JRSDD is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.