Implementasi Sistem Gasifikasi untuk Pengeringan Biji Kopi
DOI:
https://doi.org/10.23960/mech.v5i1.226Abstract Views: 763 File Views: 656
Abstract
Sebagai salah satu daerah produksi kopi, Provinsi Lampung telah menjadi sentra pengelolaan kopi, yang terbentang sepanjang bukit barisan. Dua kabupaten penghasil kopi adalah Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus, yang rata-rata produksinya mencapai 1,2 ton setiap 1 hektar lahan perkebunan Proses pengolahan kopi terdiri dari pengolahan primer maupun sekunder, yang mana pada tahap primer proses pengeringan adalah proses yang paling penting. Oleh karena itu, untuk perbaikan proses pengolah kopi biji menjadi biji kopi kering yang berstandar dilakukan dengan introduksi teknologi pengering sistem gasifikasi yang dikombinasi dengan alat penukas kalor. Udara yang masuk ke ruang pengering adalah udara segar (bersih) yang terbebas dari efek pembakaran. Alat pengering sistem gasifikasi ini dapat menghasilkan suhu di dalam ruangan melebihi 50°C, kondisi ini sudah lebih baik untuk proses pengeringan jika dibandingkan dengan proses pengeringan yang dilakukan secara hamparan di atas tanah atau semen. Suhu masih bisa ditingkatkan dengan pengaturan kecepatan dan jumlah udara panas yang dialirkan ke ruang pengering. Sedangkan reaktor gasifikasi mampu menghasilkan suhu tinggi pada pipa keluar reaktor yaitu sekitar 350 °C. Penyaluran uadar panas ke alat penukar kalor akan pemanaskan udara di dalam pipa kecil penukar kalor. Udara panas bersih di dalam pipa kecil yang disalurkan ke dalam ruang pengering dapat mencapai suhu 55 °C.
Keywords: pengering, gasifikasi, kopi, reactor,penukar kalor.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

MECH is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
 
							


