Kemampuan Mangrove dalam Menjaga Garis Pantai
DOI:
https://doi.org/10.23960/jrsdd.v11i1.3050Abstract Views: 183 File Views: 100 File Views: 0
Abstract
Mangrove ecosystems are able to maintain the coastline from abrasion and erosion, and are able to withstand strong winds coming from the ocean to land. The purpose of this study is to determine the ability of roots, litter and sedimentation in maintaining the coastline. The methods to be used are quadrat transect, spot check and laboratory tests. The result is that mangrove roots have the greatest damping effectiveness compared to litter and sedimentation, because mangrove roots have a bouncy force and have a dense density. So it can be concluded that the factors in mangroves that can prevent abrasion due to the impact of sea waves are mangrove roots, litter and sediment that can be a natural damper of environmentally friendly beachfront buildings. The thicker the mangrove ecosystem, the greater the ability to dampen waves.
Key words : mangroves, coast, waves, abrasion
Ekosistem mangrove mampu menjaga garis pantai dari adanya abrasi dan erosi, serta mampu menahan tiupan angin kencang yang datang dari lautan menuju daratan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan akar, serasah dan sedimentasi dalam menjaga garis pantai. Metode yang akan digunakan yaitu transek kuadrat, spot check serta uji laboratorium. Hasilnya bahwa akar mangrove memiliki keefektifan peredaman terbesar dibandingkan serasah dan sedimentasi, karena akar mangrove memiliki gaya lenting dan memiliki kerapatan jenis yang padat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor pada mangrove yang dapat mencegah abrasi akibat hantaman gelombang laut yaitu akar mangrove, serasah dan sedimen yang dapat menjadi peredam alami bangunan tepi pantai yang ramah lingkungan. Semakin tebal ekosistem mangrove, maka akan semakin besar kemampuan meredam gelombang.
Kata kunci : mangrove, pesisir pantai, gelombang, abrasi
Downloads
References
Al Safar, M. Rizki. 2019. Pengaruh Daya Hambat Akar Nafas Mangrove Avicennia Marina dalam Meredam Gelombang Untuk Perencanaan Bangunan Tepi Pantai. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Akbar, N., Ibrahim, A., Haji, I., Tahir, I., Ismail, F., Ahmad, M., & Kotta, R. (2018). Struktur Komunitas Mangrove di Desa Tewe, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Jurnal Enggano, 3(1). https://doi.org/10.31186/jenggano.3.1.81-97.
Arifin, M. Y., Soenardjo, N., & Suryono, C. A. (2019). Hubungan Pengendapan Suspended Sedimen dengan Kerapatan Mangrove pada Perairan Romokalisari, Surabaya. Journal of Marine Research, 8(4), 355–360. https://doi.org/10.14710/jmr.v8i4.24850.
Firmansyah, M., Alamsyah, R., Studi, P., Sumber, M., Perairan, D., & Sinjai, U. M. (2020). Laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove di Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. 5(1), 114–119.
Herison, A., Romdania, Y., Bengen, D. G., & Al Safar, M. R. (2017). Contribution of Avicennia Marina Mangrove To Wave Reduction for the Importance of Abrasion As an Alternative To Coastal Buildings. Proceedings of 84th The IRES International Conference, October, 3–8.
Kartawinata, K., & Walujo, E. B. (1970). a Preliminary Study of the Mangrove Forest on Pulau Rambut, Jakarta Bay. Marine Research in Indonesia, 18(18), 119–129. https://doi.org/10.14203/mri.v18i0.366.
Luthfiyani, Heni Nur. 2019. Analisis Efektivitas Serasah Mangrove Avicennia Marina dalam Mengurangi Energi Gelombang sebagai Pendukung Perencanaan Bangunan Tepi Pantai Ramah Lingkungan (Studi Kasus di Pesisir Pantai Pasir Sakti, Lampung Timur). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Macnae, W. (1969). A General Account of the Fauna and Flora of Mangrove Swamps and Forests in the Indo-West-Pacific Region. Advances in Marine Biology, 6(C). https://doi.org/10.1016/S0065-2881(08)60438-1.
Mughofar, A., Masykuri, M., & Setyono, P. (2018). Zonasi dan Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Pantai Cengkrong Desa Karanggandu Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(1), 77–85. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.77-85
Pemalang, U. K. (2016). http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares. 5, 209–215.
Pramudji. (2001). Ekosistem Hutan Mangrove dan Peranannya sebagai Habitat Berbagai Fauna Aquatik. Oseana, XXVI(4), 13–23. www.oseanografi.lipi.go.id
Sanjaya, Ari. 2021. Pengaruh Sedimentasi Mangrove Avicennia marina dalam Menahan Laju Gelombang untuk Pembangunan Pesisir Berkelanjutan (Studi Kasus di Pesisir Pantai Pasir Sakti, Lampung Timur). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sihombing, Harvesty, Y., Muskananfola, R. M., & A’in, C. (2017). Pengaruh Kerapatan Mangrove Terhadap Laju Sedimentasi di Desa Bedono Demak. Journal of Maquares, 6(4).
Sipahelut, P., Wakano, D., & Sahertian, D. E. (2020). Keanekaragaman Jenis dan Dominansi Mangrove di Pesisir Pantai Desa Sehati Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Biosel: Biology Science and Education, 8(2), 160. https://doi.org/10.33477/bs.v8i2.1145
Sumiyati, Lita S. J. (2017). Nilai Ekologis Ekosistem Hutan Mangrove. Jurnal Biologi Tropis. https://doi.org/10.29303/jbt.v17i1.389
Tumangger, B. S. (2019). Identifikasi dan Karateristik Jenis Akar Mangrove Berdasarkan Kondisi Tanah dan Salinitas Air Laut di Kuala Langsa Identification and Charateristic Types of Mangrove Roots Based on Sea and Salinity Conditions in Kuala Langsa. 1(1), 9–16.
Wantasen A. 2002. Mangrove di Desa Talise , Kabupaten Minahasa. Makalah Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana, IPB.
Welly, M., Sanjaya, W., Sumerta, I. N., & Anom, D. N. (2010). Identifikasi Flora dan Fauna Mangrove. Bphmw I, 14.
Downloads
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
License
JRSDD is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.