PENERAPAN METODE LEAST SQUARE UNTUK PERAMALAN KENAIKAN MUKA AIR LAUT MENGGUNAKAN DATA PASANG SURUT DI STASIUN ANCOL KOTA JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.23960/datum.v4i2.6788Abstract Views: 59 File Views: 79
Abstract
Kota Jakarta merupakan salah satu kota yang rentan terhadap kenaikan muka air laut. Wilayah Jakarta sebagian besar berada di bawah permukaan laut, dan sebagian besar daerahnya sudah mengalami penurunan tanah (subsidence) yang salah satunya disebabkan oleh pengeboran air tanah yang berlebihan. Kombinasi antara penurunan tanah dan kenaikan muka air laut membuat Jakarta semakin rentan terhadap banjir dan genangan air laut yang dapat berdampak pada tenggelamnya kota Jakarta. Penelitian skripsi ini menganalisis trend perubahan kenaikan muka air laut Jakarta Utara menggunakan data
pengamatan Pushidrosal dan dilakukan peramalan sebagai data pembanding untuk mengetahui nilai korelasi keakuratannya. Data yang digunakan yaitu dengan panjang data 30 harian atau 720 jam selama 1 tahun terhitung dari bulan Juni sampai bulan November sebagai data peramalan dengan metode least square. Hasil pengolaahan metode least square diperoleh karakteristik pasang surutdi Sekitar Perairan Ancol Jakarta adalah tipe pasut harian tunggal atau Diurnal tide dengan nilai formzahl rata-rata 3,3. Nilai HHWL tertinggi 254,6 cm, LLWL terendah 59,2 cm, dan rata-rata MSL sebesar 149,7 cm. Nilai
trend linier pada periode tahun 2019 sampai 2022 bernilai negatif, ini menunjukkan bahwa muka airlaut diperairan mengalami penurunan sebesar -1,549 cm/tahun dengan persamaan y=- 0,3262x + 156,41. Nilai RMSE yang diperoleh sebesar 9,556 cm, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,9334 cm. Hal ini menjelaskan bahwa metode least square dapat diterapkan untuk peramalan kenaikan muka air laut karena ada hubungan yang kuat antara data pengamatan dan peramalannya.
Kata kunci: Ancol Jakarta, Metode Least Square, dan Pasang Surut