Monitoring Habitat Terumbu Karang Di Pulau Pahawang Kabupaten Pesawaran
DOI:
https://doi.org/10.23960/datum.v3i1.3574Abstract Views: 298 File Views: 415
Abstract
Provinsi Lampung merupakan bagian minor ekosistem terumbu karang, khususnya Pulau Pahawang yang merupakan destinasi wisata unggulan habitat terumbu karang. Maka dari itu, proses monitoring terumbu
karang menjadi satu langkah penting dalam konservasi sumber daya laut. Penelitian ini menggunakan data berupa citra landsat 8 dan data suhu permukaan laut pada tahun 2013, 2017 dan 2022. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui persebaran habitat terumbu karang di Pulau Pahawang pada tahun 2013,2017 dan 2022 serta mengetahui hubungan antara suhu permukaan laut dengan sebaran habitat terumbu karang yang
terdapat di Pulau Pahawang. Metode pengolahan citra yang dilakukan menggunakan algoritma lyzenga dengan klasifikasi unsuppervised, yang setelahnya dilakukan uji akurasi berdasarkan Peraturan Kepala BIG
No. 8 Tahun 2014. Sedangkan pengolahan data suhu permukaan laut digunakan metode IDW yang kemudian dilakukan uji korelasi terhadap hasil yang diperoleh. Dari pengolahan citra Landsat 8 diperoleh luasan
habitat terumbu karang sebesar 914400 m² pada tahun 2013 ; 858148,125 m² pada tahun 207 dan 569097,177 m² pada tahun 2022. Sehingga perubahan luasan yang terjadi dari tahun 2013 sampai tahun 2022 sebesar
345302,823 m². Hasil pengolahan ini cukup akurat, dari hasil perhitungan akurasi pada tahun 2022 sebesar 74.28%. Adapun suhu rata-rata di Pulau Pahawang adalah 29˚C pada tahun 2013 ; 29,7 ˚C pada tahun 2017 dan 30,2 ˚C pada tahun 2022. Pada hasil nilai suhu rata-rata yang diperoleh dilakukan uji korelasi yang bernilai 0,8928. Sehingga disimpulkan bahwa suhu permukaan laut saling berkorelasi dan berhubungan terhadap persebaran habitat terumbu karang di Pulau Pahawang.
Kata kunci:, Algoritma Lyzenga, Suhu Permukaan, Terumbu Karang
References
Irawan J, Sasmito B, Suprayogi A. Pemetaan Sebaran Terumbu Karang
Dengan Metode Algoritma Lyzenga Secara Temporal Menggunakan Citra Landsat 5 7 Dan 8 (Studi Kasus : Pulau Karimunjawa). J Geod Undip. 2017;6(2):56–61.
Lezita M. Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Dalam Pengelolaan Terumbu Karang. 2017;(April).
Patty Simon. Kondisi Suhu, Salinitas, Ph Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Terumbu Karang Ternate, Tidore Dan Sekitarnya. J Ilmu Kelaut Kepul. 2018;2(1):1–10.
Muhtar F. Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. 2019;5(2):55–67.
Hidayah Z. Pemetaan Sebaran Terumbu Karang Studi Kasus Selat Madura, Jawa Timur. J Kelaut Trop. 2019;22(2):127.
Fuad Maz, Ramadhani Mfn, Dewi Csu, Fikri Ma, Herdikusuma Eb. PemetaanTerumbu Karang Dengan Citra Satelit Sentinel-2 Dan Analisis Kondisi Karang Di Kawasan Pantai Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur. J Pendidik Geogr. 2022;27(1):73–87.Hakim L. Penilaian Kesehatan Terumbu Karang Menggunakan Citra Satelit Worldview-2 Di Pulau Pahawang, Lampung, Indonesia. Semin Nas Geomatika. 2018;2:125.
Ardiyanto R. Pemetaan Terumbu Karang Menggunakan Metode
Klasifikasi Berbasis Objek Pada Citra Quickbird-2 Multispektral. Geografi. 2016;59.
Lyzenga Dr. Remote Sensing Of Bottom Reflectance And Water
Attenuation Parameters In Shallow Water Using Aircraft And Landsat Data. Int J Remote Sens. 1981;2(1):71–82.