ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI ZONA RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR PADA KAWASAN RAWAN BENCANA KABUPATEN LAMPUNG BARAT
DOI:
https://doi.org/10.23960/datum.v2i2.2876Abstract Views: 628 File Views: 576
Abstract
Kabupaten Lampung Barat merupakan kabupaten yang terletak pada geografis ketinggian 50 sampai >1.000 km². Penggunaan lahan permukiman pada kondisi geografis Kabupaten Lampung Barat harus memperhatikan tingkat resikonya karena tidak semua permukiman yang ada berada pada zona aman dari bencana longsor. Oleh karena itu perlu ada kajian tentang kesesuaian lahan permukiman di zona rawan bencana tanah longsor pada kawasan rawan bencana Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui zona rawan bencana tanah longsor yang ada di kabupaten lampung barat, 2) Mengetahui kesesuaian lahan
permukiman pada kawasan rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan memanfaatkan teknik scoring dan overlay dalam proses pelaksanaanya dan analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh terbesar faktor terjadinya longsor. Zona rawan longsor dihasilkan dari overlay peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta geologi, peta tutupan lahan. Sedangkan kesesuaian lahan permukiman dihasilkan dari overlay peta rawan longsor, peta kemiringan lereng, peta curah hujan, peta jenis tanah, peta sempadan sungai, dan peta status kawasan hutan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa zona kerawanan longsor sangat tinggi seluas 19.576,09 Ha (10%), zona tinggi 133.912,04 Ha (65%), zona sedang 47.486,63 Ha (23%), dan zona rendah 3.396,32 Ha (2%). Sedangkan kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana yang diperoleh yaitu 24.239,29245 Ha (12%) zona sesuai permukiman dan 68.106,89 Ha (13%) zona tidak sesuai permukiman dari total area seluas 204.371,089 Ha. Kemudian hasil anlisis pada permukiman eksisting yang berada pada zona sesuai seluas 98,67909 Ha dan yang berada pada zona tidak sesuai seluas 108,5612 Ha dari total permukiman seluas 5.695,908 Ha. Faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam terjadinya longsor adalah faktor curah hujan dan kemiringan lereng.
Kata kunci: kesesuaian permukiman, longsor, overlay, rawan bencana, scoring
References
Adininggar, F. W., Suprayogi, A., dan Wijaya, A. P. (2016). Pembuatan Peta Potensi Lahan Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Menggunakan Metode Weighted Overlay. Jurnal Geodesi Undip.
Badan Geologi. (2010). Gerakan Tanah. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Andi Irwan, B. (2015). Analisis Kesesuaian Permukiman Terhadap Bahaya Longsoran Dengan Menggunakan Teknologi Sistem Informasi Geografi Di Kecamatan Tembelang Kota Semarang. Jurnal
Geografi.
BPS. (2020). Kabupaten Lampung Barat Dalam Angka. Kabupaten Lampung Barat: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat.
Departemen Pertanian. (1980). Keputusan Menteri Pertanian No. 837/KPTS /UM/II/1980. Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung. Jakarta. Departemen Pertanian.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Pekerjaan Umum. (2009). Kamus Tata Ruang Edisi 1. Jakarta.
Hadi Sabari, Y. (1987). Geografi Permukiman dan Beberapa Permasalahan Permukiman di Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Geografi,Universitas Gadjah Mada.
Hasibuan, H. C., dan Rahayu, S. (2017). Kesesuaian Lahan Permukiman Pada Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor Di Kabupaten Temanggung. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 242–256.
Ndun, L. A. L., Samin, M., Rahmawati, A., Studi, P., Geografi, P., dan Cendana, U. N. (2021). Analisis kesesuaian lahan permukiman di kecamatan kota soe timur tengah selatan berbasis sistem informasi geografis, 61–75.
Peraturan Daerah No 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2010-2030.
Lampung Barat.
Puslittanak Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. (2004). Laporan Akhir Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir dan Longsor di Kawasan Satuan Wilayah Sungai CitarumCiliwung, Jawa Barat Bagian Barat Berbasis Sistem Informasi Geografis. Bogor
Republik Indonesia. (2011). UndangUndang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Pemukiman.
Sakarov, O. D. (2019). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Permukiman di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur. Jurnal Planologi, 16-17.
Sari, Y. A. (2013). Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Permukiman Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Sitorus S.R.P. (1998). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung.
Topo, R. M., Tondobala, L., dan Makarau, V. (2020). Kajian Pemanfaatan Lahan Pada Daerah Rawan Bencana Longsor Di
Kecamatan Wanea Kota Manado. Jurnal Spasial Vol 7 No 3. 105-108.